Setelah urusan beres, ketiganya lalu
memutuskan untuk pulang saja. Apalagi hujan sebentar lagi turun. Itu jika
melihat keadaan langit yang semakin gelap.
Namun
belum lama melangkah. Aksa merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ia lalu
berbisik pada kedua sahabatnya itu.
“Ternyata
ada yang mengawasi kita dari tadi. Jangan sampai anak ini ngomong ke orang
lain. Kita harus tangkap dia sekarang,”bisik Aksa geram.
Goro
dan Lawas lalu bergerak dari sebelah kiri menuju kantin. Sementara Aksa
sebaliknya. Ia bergerak dari sebelah kanan. Mula-mula pelan. Seperti langkah
berjingkat-jingkat. Lalu ketiganya
bergerak secepat kilat untuk menangkap orang yang dicurigai.
Tapi
gagal. Mereka tidak menemukan siapapun. Sudah dicari kemana saja tidak ketemu.
Aksa yang penasaran ingin menggunakan kalung saktinya. Namun karena ia tidak
ingin membuat kedua sahabatnya itu ketakutan, maka rencana itu urung dilakukan.
“Mungkin
aku terlalu banyak mengkhayal. Jadi seperti ini.,”cetusnya menilai diri
sendiri.
“Atau
mungkin karena kamu kebanyakan nonton sinetron Indonesia. Jadinya lebay kamu,
bos…”balas Goro setengah bercanda.
Mereka
lalu mengambil sepedanya dan pulang ke rumah karena hari memang sudah sore.
Tak
jauh dari tempat itu. Ada tong sampah besar depan kantin yang tiba-tiba saja
bergerak. Lalu munculah seorang anak seumuran Aksa dari dalam tong itu.
“Sekarang
aku jadi tahu, siapa biang kerok dari kehilangan uang teman-temanku kemarin. Apalagi
ada video yang aku rekam ini.
Anak
itu lalu keluar dari tong seraya mengusap-usap lehernya yang sebenarnya tidak
kenapa-kenapa. Ia lalu memilih untuk pulang secepatnya.
(Bersambung)
Posting Komentar untuk "NEGERI SERIBU KUNANG-KUNANG (4) #kunangkunang"