Dahulu kala
di Desa Tegal Sambi, Jepara, Jawa Tengah, hiduplah seorang petani kaya yang
memiliki banyak hewan ternak seperti kambing, sapi dan kerbau. Namanya adalah
Mbah Kyai Babadan. Kesibukannya berdagang membuatnya sulit untuk mengurus
hewan-hewan piaraannya itu. Maka ia meminta bantuan orang lain untuk mengurus
hewan-hewan ternaknya.
Dari sekian
banyak pelamar yang datang, terpilihlah seorang pria bernama Ki Gemblong. Ia
terpilih karena menurut Mbah Kyai Babadan, orangnya sabar dan rajin.
“Aku ingin
kau urus sebaik mungkin peternakanku ini. Jika sukses aku tidak akan
segan-segan memberimu hadiah. Gajimupun akan aku naikkan,”pesan Mbah Kyai
Babadan kepada Ki Gemblong di hari pertama pembantunya itu bekerja.
“Siap
Juragan! Saya akan bekerja keras agar hewan-hewan ternak di sini berkembang
dengan baik. Saya yakin dengan perawatan yang baik, mereka akan cepat tumbuh
dengan bagusnya,”jawab Ki Gemblong semangat.
Maka dengan
tekun ia merawat hewan-hewan ternak milik Mbah Kyai Babadan. Ia pun sukses
membuat hewan-hewan itu sehat dan gemuk-gemuk tubuhnya.
Namun
setelah beberapa bulan berjalan, hewan-hewan itu menjadi kurus dan jatuh sakit.
kemudian banyak yang mati. Mbah Kyai Babadan mencoba mencari tahu apa
penyebabnya. Ia meminta orang kepercayaannya untuk menyelidiki.
Ternyata
setelah ditelusuri dengan cermat, penyebabnya adalah karena Ki Gemblong sudah
mulai lalai dengan tugas dan pekerjaannya merawat hewan-hewan piaraan itu. Ia
lebih sering menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang memancing ikan di
sungai lalu membakarnya di kandang. Ia lupa kewajibannya untuk menjaga dan
merawat hewan-hewan itu yang merupakan tugas utamanya.
Pada suatu
hari, Mbah Kyai Babadan melihat dengan mata kepalanya sendiri apa yang sedang
dilakukan oleh Ki Gemblong. Pembantunya itu bukannya menggiring ternak-ternak
miliknya ke padang rumput untuk mencari makan, ia malah enak-enakan membakar
ikan di kandang.
Amarah Mbah
Kyai Babadan memuncak. Ia lalu membawa sebuah obor dari pelepah kelapa dan
seketika itu juga menyerang Ki Gemblong. Yang diserangpun tak mau kalah. Ki Gemblong
lalu mengambil obor dari pelepah kelapa dan membalas serangan majikannya itu.
Perang obor
terjadi dengan sengitnya mengakibatkan api berceceran kemana-mana lalu membakar
tumpukan jerami yang ada di kandang. Akibatnya banyak hewan-hewan ternak yang
lari tunggang langgang untuk menyelamatkan diri dari kobaran api.
Anehnya
sejak kejadian itu, hewan-hewan ternak milik Mbah Kyai Babadan menjadi sehat
dan gemuk-gemuk kembali. Masyarakat Desa Tegal Sambi menjadi takjub lalu
berusaha menyelenggarakan perang obor setiap tahunnya untuk mengenang peristiwa
tersebut sekaligus sebagai penolak bala dari segala jenis penyakit dan
kesusahan.
Posting Komentar untuk "Perang Obor Tegal Sambi, Jepara #perangobor"