ASAL USUL KOTA PEKALONGAN #pekalongan


Alkisah, dahulu kala di masa kerajaan Mataram, seorang selir Sultan Agung yang sedang hamil berhasil melahirkan seorang bayi mungil yang sehat dan tampan.
Namun muncul suatu kekhawatiran pada saat itu karena ada orang sakti yang meramal bayi itu kelak bisa menggoyang takhta kerajaan jika tetap dibesarkan di dalam kerajaan.
Berdasarkan rapat para petinggi kerajaan, akhirnya sang bayi dititipkan kepada Ki Gede Cempaluk untuk dirawat dan dibesarkan dengan baik. Sultan Agung memberikan tanah di daerah Gambiran kepadanya untuk dijadikan padepokan sekaligus tempat merawat bayi tampan tersebut yang diberi nama Jaka Bau (kelak ia akan lebih dikenal sebagai Bahurekso).
Jaka Bau lalu tumbuh menjadi anak yang sehat dan pintar. Ia dan teman-teman sebayanya sering bermain perang-perangan. Mereka memang bercita-cita menjadi panglima perang kerajaan Mataram.
Dibawah bimbingan Ki Gede Cempaluk, Jaka Bau tumbuh menjadi pemuda yang tangguh, baik hati serta mempunyai kesaktian tinggi dibandingkan teman-teman seperguruannya yang lain. Di daerah Pantura namanya sangat disegani.
“Jaka Bau anakku. Aku rasa sudah saatnya kau mengabdikan dirimu di Kerajaan Mataram. Berangkatlah besok ke sana dengan membawa surat ini. Berikan langsung pada Sultan Agung, maka kau akan diterima dengan baik disana,” pesan Ki Gede Cempaluk sambil menyerahkan surat yang berisi data diri Jaka Bau.
Jaka Bau meskipun dengan berat hati akhirnya berangkat juga menuju ke Mataram. Ia lalu menyerahkan surat dari Ki Gede Cempaluk pada Sultan Agung yang tampak terkejut dan sekaligus terharu bahagia melihat putranya yang ia titipkan dulu pada Ki Gede Cempaluk kini telah tumbuh besar, tampan dan memiliki sikap sopan santun serta tutur bahasa yang baik. Sultan Agung memeluknya dengan penuh kehangatan.
Karir keprajuritan Jaka Bau melesat dengan cepat. Ia mampu melaksanakan setiap tugas yang diembannya dengan sangat baik. Salah satunya ketika berhasil menaklukan raja Uling di wilayah Sigawok. Sepulang dari sana ia mendapat gelar Tumenggung Bahurekso dari Sultan Agung atas prestasinya tersebut. Tumenggung Bahurekso lalu menanam pohon beringin di sebelah barat dan timur sungai yang hingga kini tumbuh ditengah alun-alun kota Pekalongan dan alun-alun Batang.
Ia kemudian dilantik menjadi bupati Kendal. Nama Pekalongan sendiri muncul setelah Tumenggung Baurekso bertapa ngalong (kelelawar) di hutan Gambiran. Bertapa ngalong adalah kegiatan bertapa namun dengan posisi terbalik (kepala di bawah) seperti seekor kelelawar.
Nah, sejak saat itu daerah Gambiran dan sekitarnya diberi nama daerah “Pekalongan.” Uniknya Bahurekso sendiri justru menikah dengan Dewi Lanjar yaitu ratu penguasa mahluk halus di Pantai Utara Jawa yang terus mengganggu ketika ia tengah bersemedi. Merekapun hidup damai dan tenteram.

Posting Komentar untuk "ASAL USUL KOTA PEKALONGAN #pekalongan"