Berat Badan dan Celana Kesayangan Bayu #diet


            Bayu sedih sekali ketika melihat celana kesayangannya itu hanya teronggok di dalam lemari. Celana itu sudah tidak dapat digunakan lagi. Bukan karena sudah sobek atau rusak tapi karena perutnya sudah tidak muat lagi ketika memakai celana itu.
Anak Laki-Laki, Lemak, Bahagia, Ok            Semua berawal ketika ia sakit setahun yang lalu yang memaksanya harus menginap di rumah sakit selama beberapa hari. Ia memang berhasil sembuh tetapi terapi obat maupun nafsu makannya sejak saat itu tidak terbendung lagi. Dimana ia bisa makan hingga lima atau enam kali sehari.
            Akibatnya berat badannya jadi melonjak drastis. Dari yang tadinya 25 kg sebelum sakit kini menjadi 47 kg. Tentu saja ia tidak berharap akan mengalami hal seperti ini. Sebab berat badannya yang meningkat itu membuat banyak sekali pakaiannya yang kesempitan. Dan itu sangat menyiksa dirinya. Beberapa bahkan harus di istirahatkan untuk diganti dengan pakaian yang baru.
            Selain itu ia juga tidak bisa leluasa berolahraga seperti dulu lagi. Jika bermain sepakbola , ia hanya kuat berlari beberapa menit setelah itu rasanya menjadi sangat melelahkan. Ketika bersepeda ia juga harus bekerja lebih keras untuk membawa berat tubuhnya yang terus meningkat itu.
            “Kau tidak ingin kembali langsing seperti dulu, Yu?”tanya Iwan temannya.
            “Ya, pastilah aku ingin bisa seperti dulu lagi, Wan. Tidak enak menderita obesitas seperti ini. Tapi apa daya  aku tidak tahu caranya,”jawab Bayu sedih mendengar pertanyaan dari sahabatnya itu.
            “Jangan khawatir. Aku akan membantumu. Aku juga pernah seperti kamu dulu tapi bisa kembali seperti semula. Oke, mulai besok kamu harus ikuti saran dari aku. Mudah-mudahan kalau kamu mau disiplin, berat badanmu akan kembali normal,”balas Iwan memberi semangat.
            Ternyata Iwan mengajak Bayu untuk sering berenang. Kebetulan Iwan punya paman yang memiliki kolam renang. Jadi Bayu bisa gratis berenang disana kapanmu ia mau.
            Iwan mengajari Bayu berbagai macam gaya berenang. Ada gaya kupu-kupu, gaya punggung dan sejumlah cara berenang lainnya. Bayu dengan tekun mengikuti saran dan perintah Iwan.
            Mereka biasanya berenang setelah pulang sekolah. Bayu sendiri tidak berani berenang tanpa ditemani Iwan. Makanya mereka jadi semakin akrab sejak saat itu.
            Selain berenang, Bayu juga mulai menjaga pola makannya. Ia sudah mulai mengurangi makanan yang manis-manis dan gorengan. Ia lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayuran segar. Juga tidak lupa minum air putih yang banyak.
            Berkat ketekunannya itu, tidak berapa lama berat tubuhnya mulai berkurang. Makin lama makin turun. Dari yang tadinya 47 kg kini turun hingga hanya 30 kg. Tentu saja Bayu senang bukan main.
            Ia kini mulai berani menyentuh kembali celana jeans biru kesayangannya itu. Namun ia tahu itu belum cukup. Ia masih berusaha untuk menurunkan berat badannya sedikit lagi agar bisa memakainya kembali.
            “Ayah, Ibu, lihatlah aku sekarang? Tahu tidak ada yang beda dengan penampilanku ini?”tanya Bayu suatu hari. Ayah yang sedang membaca koran lalu berhenti. Sementara Ibunya yang sedang sibuk menyeterika juga ikut berhenti. Mereka lalu memperhatikan anak kesayangannya itu dengan seksama dari ujung rambut hingga ujung kaki.
            Tak berselang lama keduanya bersorak bahagia melihat penampilan baru anaknya itu. Ya, ia kini sudah bisa mengenakan kembali celana jeans biru kesayangannya dulu.
            “Sini Ibu seterika agar lebih rapi lagi. Kamu hebat sekali, Nak. Perjuanganmu akhirnya berhasil juga. Tapi sebenarnya mau kurus atau gemuk yang penting kamu sehat, Ayah dan Ibu akan selalu senang melihatnya,”bisik Ibu ditelinga Bayu sambil memeluknya erat.
            Bayu tersenyum bahagia.  Ia ingat hari ini ada janji untuk mentraktir Iwan sahabatnya jika ia sudah bisa kembali mengenakan celana kesayangannya itu.
           

Posting Komentar untuk "Berat Badan dan Celana Kesayangan Bayu #diet"