Konon, pada jaman
dahulu, di Teluk Betung, Bandar Lampung, ada seorang raja yang mempunyai dua
orang anak. Semuanya perempuan. Kedua putrinya sangat sering mandi di sebuah
sumur dekat istana setiap petang maupun malam hari.
Mereka selalu
ditemani para dayang yang dengan sabar menunggui hingga selesai mandi lalu
menyodorkan handuk dan pakaian penggantinya.
Karena keramaian
inilah, membuat seorang pemuda berusaha untuk menarik perhatian kedua putri
yang cantik jelita itu. Namun tentu saja ia tidak bisa begitu saja melaksanakan
rencananya itu dengan mudah mengingat kedua putri tersebut selalu ditemani para
dayang.
Nah, pada suatu hari
entah kenapa keduanya mandi tanpa ditemani oleh para dayang. Maka inilah
kesempatan yang sangat tepat bagi pemuda itu untuk mengambil pakaian kedua
putri tersebut. Merekapun tidak mengetahui ketika pakaiannya diambil karena
asyik bersendau gurau menikmati suasana sore yang indah.
Masalah muncul ketika
mereka sudah selesai dan tidak menemukan dimana pakaiannya berada.
“Bukannya tadi
pakaian kita ditaruh disini, ya, dik? Kok, kenapa sekarang lenyap? “tanya sang
kakak. Adiknya juga kebingungan mencari kesana kemari.
Hingga menyerah dan
hampir menangis, mereka berdua hanya bisa terduduk di tepi sumur. Mencoba berpikir
bagaimana caranya pulang tanpa selembar pakaian di badan. Pasti malu rasanya.
“Apa kalian mencari
pakaian ini? Aku menemukannya di rerumputan tadi sedang diseret-seret oleh
seekor kambing,”tiba-tiba terdengar suara sang pemuda sambil melempar pakaian
itu kedekat kedua putri tersebut.
Senanglah hati mereka
melihat pakaiannya sudah ditemukan. Merekapun segera bergegas mengenakannya.
Keduanya lalu mengajak pemuda tampan itu untuk datang ke istana sebagai bentuk
terimakasihnya.
Sayangnya masalah
timbul karena keduanya ternyata mencintai sang pemuda tersebut. Ketika pemuda
itu menjatuhkan pilihannya kepada sang kakak, si bungsu menjadi sedih dan
kecewa. Iapun berlari sambil tak henti-hentinya menangis lalu menceburkan diri
ke dalam sumur yang sering dipakainya untuk mandi.
Masyarakat sekitar
menganggap air sumur yang tak pernah berhenti mengalir bahkan ketika musim
kemarau sekalipun diumpamakan sebagai air mata putri tersebut yang tak pernah
berhenti menangis.
Masyarakat meyakini
air sumur putri memiliki khasiat penyembuh orang sakit sehingga banyak yang
berziarah dan mandi di tempat ini. Sumur Putri kini menjadi nama Kelurahan
Sumur Putri di Telukbetung, Bandarlampung, tidak jauh dari PDAM Way Rilau.
Posting Komentar untuk "Legenda Sumur Putri (Cerita Rakyat Telukbetung, Lampung) #telukbetung"