Dahulu
kala ada sebuah kerajaan besar di daerah sunda bernama Pasir Batang yang
dipimpin oleh seorang raja bijaksana bernama Prabu Tapa Agung. Ia memiliki enam
orang anak yang uniknya perempuan semua. Mereka adalah Purbararang,
Purbadewata, Purbaindah, Purbakencana, Purbamanik, Purbaleuih dan si bungsu
Purbasari.
Waktu
terus berjalan dan Prabu Tapa Agung semakin menua. Menyadari usianya sudah
tidak muda lagi, maka iapun berencana untuk mengundurkan diri sebagai raja.
Sang Prabu berencana mengisi hari tuanya sebagai seorang pertapa.
Maka
dihadapan para pembesar kerajaan dan seluruh keluarga kerajaan, ia menunjuk
Purbasari sebagai penggantinya. Prabu Tapa Agung tentu tidak asal tunjuk. Ia
sudah bertahun-tahun mengamati tabiat dan tingkah laku serta kepandaian keenam
putrinya. Itulah kenapa akhirnya ia dengan berani menunjuk anak bungsunya
menjadi pewaris takhta kerajaan.
“Mulai
hari ini segala urusan kerajaan aku serahkan kepada putriku Purbasari. Semua
orang harus patuh dan tunduk padanya. Aku yakin Purbasari akan mampu
menggantikan aku dan memimpin kerajaan ini dengan baik. Aku sendiri akan
mengasingkan diri menjadi pertapa untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha
Agung,”begitulah titah Prabu Tapa Agung yang langsung diangguki dan disetujui
oleh semua yang hadir.
Namun
ternyata tidak semua bisa menerima keputusan itu. Ada seorang yang tidak rela
kursi kerajaan jatuh ke tangan Purbasari. Dia adalah si sulung Purbararang. Itu
karena ia merasa sebagai anak tertualah yang pantas menggantikan ayahandanya.
Maka
mulai hari itu ia langsung menyusun rencana bersama kekasihnya Indrajaya untuk
menggulingkan Purbasari. Mereka lalu menemui seorang nenek sihir untuk menenung
Purbasari. Nenek sihir itu lalu memberinya sebuah bubuk ajaib yang harus
dioleskan ke seluruh wajah dan badan Purbasari.
Purbararang
lalu menyelinap ke kamar Purbasari yang tengah terlelap dan mengolesi wajah dan
badan gadis malang itu dengan bubuk ajaib pemberian nenek sihir. Keesokan
harinya kerajaan menjadi gempar ketika melihat wajah dan sekujur tubuh
Purbasari dipenuhi benjolan-benjolan hitam yang mengerikan. Selain itu tubuhnya
menjadi bau sekali yang membuat semua orang langsung menutup hidungnya.
“Sebaiknya
kau pergi dari istana dan mengasingkan diri di hutan saja agar tidak mengganggu
dan menularkan penyakitmu itu, Purbasari!”hardik Purbararang tanpa belas
kasihan melihat penderitaan sang adik tersebut.
Akhirnya
Purbasari diasingkan ke hutan dengan diantar oleh patih Uwak Batara. Disana ia
dibuatkan pondok sederhana sebagai tempat berteduh dari panas dan hujan.
Sementara itu kerajaan langsung diambil alih oleh Purbararang yang menjalankan
pemerintahan dengan semena-mena sehingga membuat rakyat semakin menderita.
Pada
suatu hari kerajaan dibuat heboh oleh kehadiran seekor monyet hitam yang
merusak dan menghancurkan banyak fasilitas kerajaan. Para prajurit yang hendak
menangkapnya justru dapat dikalahkan dengan mudahnya. Purbararang yang
ketakutan lalu memerintahkan Uwak Batara untuk maju dan meringkusnya.
Anehnya
di hadapan patih yang satu ini, monyet itu seperti tak berdaya. Ia dapat
ditangkap dengan mudah. Purbararang lalu memerintahkan untuk membuang monyet
itu di hutan agar bisa memangsa dan membunuh adiknya Purbasari. Uwak Batara lalu mengantar monyet itu ke pondok tempat Purbasari tinggal.
“Monyet
yang baik hati, puteri yang sekarang ada dihadapanmu ini bernama Purbasari. Ia adalah
ratu dari Kerajaan Pasir Batang yang sesungguhnya. Bukan Purbararang yang kejam
itu. Jadi mulai hari ini kau jaga dan lindungi junjungan kami ini baik-baik,”jelas
Patih Uwak Batara yang diangguki oleh monyet hitam itu seolah tahu arti dari
perkataannya.
Maka
sejak saat itu Purbasari tidak sendirian. Ia memiliki teman seekor monyet yang
ia berinama Lutung Kasarung. Monyet itu begitu baik hati. Ia selalu membawakan
makanan dengan dibantu oleh teman-temannya yang lain sehingga Purbasari tidak
pernah kelaparan.
Pada
suatu hari, Lutung Kasarung bersemedi di tengah hutan. Entah darimana datangnya
bermunculan para dewa serta bidadari dari kahyangan yang kemudian membuatkan
sebuah pemandian yang sangat indah. Lutung Kasarung lalu mengajak Purbasari untuk mandi di tempat
itu. Dan secara ajaib, seluruh penyakit kulit dibadannya tiba-tiba sembuh dan
menghilang tanpa bekas. Purbasari berubah menjadi puteri yang sangat cantik
jelita.
Tidak
lama kemudian, Purbararang datang untuk menjenguk adiknya itu. Iapun kaget bukan kepalang melihat Purbasari
telah kembali sembuh seperti semula. Purbararang lalu mengundang Purbasari
untuk datang ke istana.
Tanpa
curiga, Purbasari memenuhi undangan itu. Ia ditemani oleh Lutung Kasarung yang
selalu setia menjaganya. Ternyata Purbararang menantangnya untuk beradu panjang
rambut. Jika kalah, Purbasari harus dipancung lehernya.
Untungnya
rambut Purbasari setelah diukur jauh lebih panjang dibandingkan rambut sang
kakak yang sudah kalap itu. Namun demikian Purbararang masih belum mau menerima
kekalahannya. Dihadapan banyak orang ia menantang Purbasari untuk menunjukkan
kekasihnya. Jika kekasihnya itu lebih tampan dari tunangannya yang bernama
Indrajaya maka ia bersedia merelakan Kerajaan Pasir Batang kembali ke tangan
Purbasari. Namun jika tidak, maka ia harus siap di hukum mati.
Karena
tidak ada pilihan lain, Purbasari akhirnya dengan terpaksa memperkenalkan
Lutung Kasarung yang ada disampingnya sebagai kekasihnya. Hal itu membuat semua
orang terheran-heran karena monyet itu jelek sekali. Purbararang tertawa
terbahak-bahak mendengar penuturan sang adik. Ia pun merasa menang sekarang.
Namun
sebelum hukuman dijatuhkan pada Purbasari, tiba-tiba saja, Lutung Kasarung
bersila lalu membaca mantera. Tubuhnya lalu menghilang dan berubah menjadi
seorang pangeran yang sangat gagah dan tampan.
“Sesungguhnya
aku adalah seorang pangeran dari Kahyangan. Namaku Sanghyang Guruminda. Aku datang
ke bumi untuk mencari jodoh. Dan dia adalah Purbasari. Ratu kerajaan ini yang
sesungguhnya,”jelas Lutung Kasarung yang sudah berubah bentuk itu. Semua orang
yang menyaksikan hal itu menyambut dengan suka cita kembalinya ratu mereka yang
sesungguhnya. Mereka bersorak kegirangan.
Akhirnya
sejak saat itu, Purbasari kembali menjadi Ratu Kerajaan Pasir Batang. Kakaknya
yang jahat tidak mendapat hukuman. Ia diampuni karena telah menyadari kesalahannya.
Mereka hidup bahagia selamanya. Rakyatpun kembali hidup tenteram jauh dari
tekanan.
Posting Komentar untuk "LUTUNG KASARUNG (Cerita Dari Jawa Barat) #lutung"