Suatu
ketika, Syeh Ahmad Baidawi atau Pangeran Katandur
yang merupakan Raja ke-9
Sumenep berkeliling kerajaan, meninjau ke
desa-desa untuk melihat bagaimana kondisi rakyatnya. Ia tidak sengaja
menyaksikan seorang petani sedang membajak sawahnya dengan seekor sapi.
Iapun
berhenti dan minta ijin untuk menaiki sapi yang baru selesai membajak sawah. Petani
hendak pulang naik gerobak tersebut tidak berani menolak setelah tahu jika yang
meminta itu ternyata Sang Raja.
“Tapi
bagaimana cara mengendalikan sapi ini, Pak? Tolong saya diajari, ya?”pinta Sang
Raja penuh semangat. Ia lalu memperhatikan dengan tekun semua yang diajarkan
petani tersebut sehingga dalam waktu singkat dirinya sudah bisa mengendalikan
sapi itu.
Ternyata kegiatannya itu
memunculkan ide darinya untuk mengganti gerobak yang ia naiki dengan alat
pembajak sawah. Alat bajaknya lalu diganti dengan pijakan kaki untuk tempat
berdirinya orang yang mengendalikan sapi tersebut. Hasilnya kendaraan baru
tersebut ternyata bisa berlari sangat kencang.
Kendaraan itu lalu dicoba
oleh para prajuritnya. Mereka senang sekali. Seperti memperoleh mainan baru.
Mereka lalu mengadakan perlombaan adu balap dengan alat yang baru tersebut.
“Untuk hiburan kita setelah
lelah menggarap sawah,”ujar Sang Raja ketika memperkenalkan permainan baru
tersebut kepada rakyatnya. Sekarang kita mengenalnya sebagai Karapan Sapi yang berarti mengolah atau
membajak tanah. Suatu permainan yang menjadi tradisi dan kebanggaan warga
Madura.
Posting Komentar untuk "Asal Usul Karapan Sapi (Cerita dari Madura) #karapansapi"