LEGENDA TANJUNG MENANGIS (CERITA DARI SUMBAWA) #tanjung menangis #sumbawa


           
Dahulu kala, di pulau Sumbawa bagian timur. Hiduplah seorang putri raja cantik jelita bernama Putri Lala Mas Bulaeng. Kehidupan istana kerajaan yang indah dan tenteram berubah menjadi suram dan menyesakkan sejak sang putri menderita sakit misterius yang sulit disembuhkan.
            Datu Samawa, sang raja tentu tidak tinggal diam menyaksikan penderitaan yang dialami putri kesayangannya tersebut. Ia tak kenal lelah pergi ke berbagai tempat untuk mencari tabib sakti yang dapat menyembuhkan putrinya tersebut. Ia pergi menemui Datu Bima, sahabatnya. Ia juga tak segan meminta pertolongan Datu Dompu, sahabatnya yang lain untuk meminta pengobatan, namun hasilnya nol. Putri Lala Mas Bulaeng masih menderita.
            “Bersabarlah anakku, besok Ayahanda akan membuka sayembara yang akan kita sebar ke seluruh pelosok negeri agar tabib-tabib sakti bisa hadir kemari dan menyembuhkan dirimu,”hibur raja pada putrinya. Putri Lala Mas Bulaeng mengangguk takjub. Betapa besar cinta sang ayahanda hingga segala cara ia tempuh demi kesembuhan dirinya.
            Keesokan harinya, para prajurit kerajaan menyebar ke pengumuman ke berbagai tempat. Barang siapa yang bisa menyembuhkan sang putri akan mendapat hadiah luar biasa. Jika perempuan akan dijadikan anak angkat raja namun jika laki-laki maka akan dijadikan menantunya atau menjadi suami sang putri. Pengumuman tersebut akhirnya menyebar hingga ke negeri seberang. Salah satunya sampai ke telinga orang sakti yang mengaku bernama Daeng Ujung Pandang yang berasal dari pulau Sulawesi. Ia adalah tabib tua yang berjalan dengan terbungkuk-bungkuk. Sekilas cukup menyedihkan melihat kondisinya tersebut.
            “Saya akan coba menyembuhkan sang putri. Jika Tuhan mengijinkan mudah-mudahan  ia bisa sembuh seperti sedia kala,”ucap Daeng Ujung Pandang seraya memohon ijin pada raja untuk mulai bekerja menyembuhkan sang putri. Raja dengan senang hati mempersilahkan. Untuk beberapa lama ia harus sabar menunggu apakah usaha tersebut berhasil atau tidak.
            Ternyata putri berhasil disembuhkan. Maka Datu Samawa harus menepati janjinya untuk menikahkan putrinya tersebut dengan Daeng Ujung Pandang. Namun tiba-tiba saja pikirannya berubah. Ia merasa tidak rela untuk menikahkan putrinya yang masih muda dan cantik jelita itu dengan orang tua seperti Daeng Ujung Pandang.
            “Kau tidak jadi aku nikahkan dengan putriku, Tuan. Tapi kau boleh meminta harta benda sebanyak yang kau mau. Aku akan siap menyediakan,”jelas Datu Samawa tanpa rasa bersalah.
            “Maafkan saya Baginda. Saya tidak membutuhkan harta benda apapun. Saya hanya ingin menikahi tuan putri sesuai janji paduka dulu. Itulah tujuan utama saya mengikuti sayembara ini. Jadi saya minta maaf tidak bisa menerima hadiah dari paduka,”jawab Daeng Ujung Pandang sambil pamit pulang kembali ke negerinya.
            Ia lalu pergi menuju ke sebuah tanjung, tempat sampan kecil miliknya bersandar di pelabuhan. Ternyata di kejauhan sana, Putri Lala Mas Bulaeng berlari mengejar dirinya. Sang putri rupanya tidak tega melihat kekecewaan kakek tersebut yang tidak diijinkan ayahnya menikahi dirinya. Namun ia sedikit terlambat karena ketika tiba Daeng Ujung Pandang telah mengayuh sampannya ke laut lepas untuk kembali ke negeri tempat tinggalnya.
Namun Sang putri sempat menyaksikan bagaimana sosok tua renta itu tiba-tiba berubah menjadi seorang pemuda yang sangat tampan ketika ia menginjakan kakinya di dalam sampan. Sekarang putri jadi tahu bahwa ayahnya telah salah mengambil keputusan. Ia hanya melihat seseorang dari sosok luarnya saja. Padahal Daeng Ujung Pandang adalah seorang pemuda yang tampan dan baik hati.
Putri Lala Mas Bulaeng lalu mencoba untuk menyusul Daeng Ujung Pandang yang telah pergi menjauh ke tengah laut. Air mata bercucuran membasahi pipinya yang halus hingga tidak terasa ia tergulung ombak dan meninggal di tempat itu. Untuk mengenang peristiwa tersebut, tanjung tempat berpisah keduanya  itu diberi nama Tanjung Menangis.


Posting Komentar untuk "LEGENDA TANJUNG MENANGIS (CERITA DARI SUMBAWA) #tanjung menangis #sumbawa"