Pada suatu hari ibu rayap tengah
menemani anak-anaknya bermain. Mereka berlarian kesana kemari dan bersendau
gurau dengan senangnya di dalam tanah. Namun ada seekor anak rayap yang
tiba-tiba ingin naik ke permukaan tanah dan bermain di sana.
“Jangan, Nak. Di sana sangat
berbahaya karena banyak hewan pemangsa yang akan menerkamu. Lebih aman di bawah
sini. Itupun masih ada beruang atau trenggiling yang sering mengganggu kita,”
begitu nasehat ibu rayap. Namun anaknya itu tetap memaksa. Maka dengan terpaksa
sang ibu mengijinkan dengan syarat ia tidak boleh pergi sendiri. Harus ada yang
menemani.
Anak-anak rayap lalu ikut naik ke
atas dengan pengawasan ketat beberapa rayap dewasa yang berjaga di sekeliling. Mereka
berjaga seandainya ada musuh mendekat. Namun ketika ada beberapa ekor burung
beterbangan. Anak-anak rayap itu bukannya lari tapi malah diam memperhatikan
dengan seksama. Terbersit iri di hati mereka ingin memiliki sayap dan bisa
terbang di angkasa dengan bebasnya.
Maka ketika kembali ke sarang,
mereka merengek dan mengadu meminta dibuatkan sayap seperti burung-burung itu. Tentu
saja sang ibu kewalahan mengatasi permintaan aneh anak-anaknya itu. Ia hanya
bisa menjawab seadanya untuk menenangkan hati mereka. Namun keesokan harinya,
anak-anak rayap kembali mengajukan permintaan yang sama dan menagih janji
ibunya.
“ Baiklah, anak-anak. Ibu akan
usahakan. Tapi ibu meminta waktu untuk memenuhi permintaan kalian. Bersabarlah
dan jangan merengek terus karena pusing ibu mendengarnya,” jawab sang ibu rayap dengan
suara bergetar.
Ia kemudian bertapa memohon
bantuan Dewa agar diberikan sayap untuk anak-anaknya. Beberapa waktu kemudian
ternyata Dewa mengijinkan permintaan tersebut karena melihat ketulusan hati
sang ibu. Maka ibu rayap lalu memberikan sayap-sayap yang diberikan oleh Dewa
kepada anak-anaknya. Mereka kini jadi terlihat cantik dan gagah dengan sayap
itu.
“Tapi ingat jika kalian bermain
di atas sana, hindarilah cahaya terang untuk menghindari kalian dari serangan
musuh-musuh kita. Tetap bermainlah di daerah yang gelap sehingga kalian aman
dan tidak terlihat,” pesan ibu rayap dengan penuh rasa cemas. Anak-anak rayap
hanya mendengarkan sekilas karena mereka terlanjur kesenangan memiliki sayap
baru.
Mereka lalu berhamburan keluar
dari sarang. Jumlahnya mencapai ratusan sehingga terlihat ribut dan ramai
sekali. Celakanya mereka juga tidak mendengar nasehat dari ibu rayap. Rayap-rayap
yang kini bernama laron itu justru sangat senang bermain disekitar cahaya lampu
sehingga mereka banyak yang dimangsa cicak atau katak kalau sayapnya lepas dan
terjatuh ke bawah. Orang-orang juga banyak yang terganggu sehingga banyak yang
melenyapkan laron-laron malang itu.
Dari sekian banyak laron hanya
beberapa yang berhasil selamat. Mereka biasanya berpasangan jantan dan betina. Keduanya
yang sudah kembali kehilangan sayapnya lalu mencari dan membangun rumah baru
untuk beranak pinak meneruskan kelangsungan hidup jenisnya. Laron betina
kembali menjadi ibu-ibu rayap yang baru dan melahirkan anak-anaknya. Mereka
hingga sekarang menjadi hewan yang tidak disukai manusia karena sering menjadi
hewan perusak perabotan dan tanah pondasi rumah.
Posting Komentar untuk "Asal Usul Mengapa Rayap Ingin Seperti Burung #rayap #asalusul"