KISAH PERSAHABATAN BUJANG BEJI DAN TUMENGGUNG MARUBAI (Cerita Rakyat Kalimantan Barat) #bujangbeji #tumenggungmarubai #ceritarakyat


Kisah persahabatan kali ini terjadi karena sikap iri hati dari Bujang Beji kepada kawannya yang bernama Tumenggung Marubai. Keduanya tinggal di daerah Sungai Simpang Melawi dan memiliki mata pencaharian yang sama yaitu sebagai nelayan atau pencari ikan di sungai. Jika Bujang Beji mencari ikan di Sungai Simpang Kapuas, maka Tumenggung Marubai beroperasi di Sungai Simpang Melawi.
            Tumenggung Marubai hanya mencari ikan-ikan yang besar atau yang sudah layak untuk di konsumsi. Sementara ikan yang kecil-kecil dilepas kembali agar bisa berkembang biak dan tidak punah. Berbeda dengan Bujang Beji yang mengambil segala jenis dan ukuran ikan tanpa memikirkan kelestarian ikan-ikan tersebut. Ia menggunakan akar-akar tumbuhan hutan yang mampu meracuni banyak ikan. Cara ini disebut menuba. Akibatnya ikan-ikan yang ada di wilayahnya semakin lama semakin berkurang jumlahnya. Maka hasil tangkapannya kian menurun dari tahun ke tahun. Hal itu berbeda dengan hasil tangkapan milik Tumenggung Marubai yang tetap stabil bahkan sering kali mengalami peningkatan yang cukup tajam.
            Bujang Beji yang iri hati dengan prestasi sahabatnya lalu mencari cara agar hasil tangkapan Tumenggung Marubai berkurang tidak seperti biasanya. Ia lalu memutuskan untuk membendung hulu sungai Melawi tempat sahabatnya itu mencari ikan dengan sebuah batu raksasa sehingga ikan-ikan tidak bisa turun dan berenang di sana. Ia mengambil batu tersebut di Bukit Batu Nanga Silat yang berada di Kapuas Hulu. Dibawanya batu tersebut dengan tujuh lembar ilalang.
            Namun ketika tengah membawa batu tersebut kakinya tersandung batu sehingga batunya terjatuh di sebuah aliran sungai yang lain bernama jetak. Kelak daerah tersebut lebih dikenal dengan nama Bukit Kelam dan menjadi tempat pariwisata yang menarik di daerah Sintang. Ia terganggu oleh suara dewi-dewi  kahyangan yang terus mentertawakan dirinya. Bujang Beji marah sekali melihat tingkah laku mereka. Namun ia masih berusaha mengambil batu yang terjatuh dengan menggunakan sebuah bukit panjang. Tetapi usahanya gagal. Bukit yang digunakan untuk mencongkel malah patah dan diberi nama Bukit Liut.
            “Dewi-dewi itu harus mendapat balasan yang setimpal karena telah menggagalkan usahaku!” gumamnya penuh amarah.
            Ia lalu memanjat pohon raksasa kumpang mambu yang menjulang tinggi ke angkasa untuk menghukum dewi-dewi kahyangan yang mentertawakannya itu. Namun sebelumnya ia membuat sesajen bagi para roh halus dan binatang-binatang di hutan agar tidak mengganggunya. Semua diberi sesajen kecuali dua ekor binatang yaitu rayap dan beruang. Kedua binatang itu marah dan merasa diperlakukan tidak adil. Mereka lalu menggerogoti pohon kumpang mambu sehingga roboh dan menimpa tubuh Bujang Beji hingga tewas.
            Berakhir sudah hidup Bujang Beji oleh sikap tamaknya sendiri.


Posting Komentar untuk "KISAH PERSAHABATAN BUJANG BEJI DAN TUMENGGUNG MARUBAI (Cerita Rakyat Kalimantan Barat) #bujangbeji #tumenggungmarubai #ceritarakyat"