Asal Usul Selat Bali

 


Konon, dahulu kala di Bali, hiduplah seorang Brahmana bernama Sidi Mantra. Selain memiliki kesaktian yang cukup tinggi, ia juga kaya raya. Istrinya juga cantik jelita. Dari pernikahannya tersebut ia memperoleh seorang anak yang cerdas dan berwajah rupawan. Namanya Manik Angkeran.

Jika melihat kondisinya tersebut, seharusnya sang brahmana bisa tersenyum bahagia. Namun ternyata tidak. Ia memang sering tersenyum tapi senyum yang kecut. Hal itu karena putranya, Manik Angkeran memiliki suatu kebiasaan buruk yang sering membuatnya sakit kepala. Anak itu malasnya minta ampun. Senang berfoya-foya dan menghabiskan uang pemberian ayahnya di meja judi. Akibatnya harta kekayaan Sidi Mantra lama-lama habis di gunakan oleh si anak bandel tersebut.

Untuk mengatasi masalah tersebut, ia memutuskan bertapa guna meminta petunjuk dari Tuhan. Doanyapun terkabul. Beberapa hari setelah bertapa, ia mendapat bisikan agar pergi ke Gunung Agung untuk menemui naga penjaga gunung tersebut bernama Naga Besukih. Disana ia sampaikan semua keluh kesah yang ia rasakan selama ini.

“Baiklah akan aku bantu masalahmu karena kulihat kau orang yang baik. Ambillah sisik emas milikku ini!”jawab sang naga sambil menggeliat dan mengeluarkan sejumlah sisik emas di tubuhnya. Brahmana Sidi Mantra senang bukan kepalang mendapatkan sisik emas tersebut. Ia lalu mengucapkan banyak terimakasih dan pulang ke rumah dengan hati berbunga-bunga.

Rupanya kejadian tersebut membuat sang anak yang nakal penasaran. Manik Angkeran mencoba mencari tahu. Setelah berhasil, ia lalu pergi ke Gunung Agung dan meminta bantuan pada Naga Besukih. Sang naga mengira, anak tersebut memiliki sifat yang sama dengan ayahnya, maka iapun memberikan sejumlah sisik emas kepadanya. Ia tidak menyangka jika Manik Angkeran akan berbuat kurang ajar padanya. Manik yang rakus dan tamak lalu memotong ekor Naga Besukih ketika ia tengah berbalik hendak menuju ke sarangnya. Ia ingin mendapatkan emas yang lebih banyak. Namun akibatnya sungguh mengenaskan. Naga Besukih yang marah langsung menyemburkan api dan membakar habis tubuh Manik Angkeran hingga mati.

Meski demikian ia masih di bela sang ayah yang sangat sabar. Sidi Mantra lalu memohon kepada Naga Besukih agar menghidupkan anaknya kembali.

“Anakmu akan hidup lagi asalkan kau bisa mengembalikan bagian ekorku yang dipotong oleh anakmu kemarin,”balas Naga Besukih menyebut syarat yang harus dipenuhi oleh Sidi Mantra. Sang Brahmana setuju. Anaknyapun bisa hidup kembali. Namun kini ia tidak mau lagi tinggal bersama anak tersebut. Manik Angkeran harus memulai hidup baru yang lebih mandiri dan tidak menyusahkan orang tuanya terus menerus.

Maka dengan kesaktian yang dimilikinya, ia lalu membuat sebuah garis pemisah antara dirinya dengan sang anak. Dari tempat itu muncullah air yang lama kelamaan membentuk sebuah selat yang hingga kini dikenal oleh masyarakat sebagai Selat Bali.

Posting Komentar untuk "Asal Usul Selat Bali"