Dahulu, ada seorang gadis pengembala yang kehilangan beberapa ekor dombanya di hutan. Maka iapun masuk ke dalam hutan untuk mencari dombanya itu. Namun bukannya ketemu, gadis tersebut malah tersesat.
Meski
demikian, ia tidak menyerah. Terus berusaha hingga akhirnya tiba di sebuah
istana megah di atas bukit. Gadis tersebut memberanikan diri membuka pintu
gerbang lalu masuk ke dalam istana yang megah. Di meja makan ternyata telah
tersedia beragam makanan yang lezat. Sementara itu di sudut ruangan terdapat
sebuah ranjang besar dan mewah. Seekor ular besar berbaring di atasnya.
“Silahkan
duduk dan nikmatilah semua hidangan itu sepuasmu. Lalu kalau kamu mau silahkan
datang dan berbaringlah di sampingku. Tapi jika kamu tidak mau juga tidak
apa-apa. Tidak ada paksaan. Kamu bebas menentukan pilihan,”ucap Ular besar itu.
Mungkin
karena takut, gadis tersebut hanya diam. Tidak melakukan apapun. Ular itu lalu
berkata lagi,”Tidak lama lagi ruangan ini akan dipenuhi oleh beberapa orang
yang akan berdansa. Beberapa pasti akan mengajakmu. Jika ya tolong jangan
turuti kemauan mereka.”
Ternyata
apa yang diucapkan si Ular benar adanya. Tidak lama setelah itu banyak orang
berdatangan dengan mengenakan baju yang cantik dan tampan. Mereka berdansa
riang. Beberapa anak muda datang hendak mengajak sang gadis berdansa namun
semua ditolaknya dengan halus sesuai pesan si Ular.
Selesai
berdansa, orang-orang itu lalu makan dan minum dengan lahapnya. Gadis itu tidak
tertarik. Ia justru keluar dari istana. Pulang ke rumah.
Keesokan
harinya, seolah masih belum puas, ia kembali masuk hutan untuk mencari
domba-dombanya yang hilang. Gagal dan kembali tersesat. Ia lalu datang lagi dan
masuk ke dalam istana di bukit yang ia temui kemarin. Di dalamnya ada banyak
makanan tertata rapi di meja panjang. Sementara di sudut ruangan, terbaring
seekor ular besar di atas ranjangnya yang mewah.
“Silahkan
duduk dan nikmatilah semua hidangan itu sepuasmu. Lalu kalau kamu mau silahkan
datang dan berbaringlah di sampingku. Tapi jika kamu tidak mau, juga tidak
apa-apa. Tidak ada paksaan. Kamu bebas menentukan pilihan. Dan satu lagi jangan
mau diajak berdansa dengan orang-orang yang akan datang sebentar lagi,”ucap
Ular besar itu.
Kejadian
yang sama berulang kembali seperti di hari pertama ia datang ke istana
tersebut. Banyak orang berdatangan. Menari. Berdansa lalu makan-makan sampai
puas. Beberapa pemuda mencoba membujuknya agar mau berdansa namun ditolaknya
halus. Gadis itu justru pulang ke rumah.
Hari
berikutnya ia kembali mencari domba-dombanya di hutan. Tersesat lalu tiba di
istana yang ia datangi kemarin. Namun kali ini situasinya berbeda. Mungkin
karena kesal atau bagaimana. Akhirnya ia mau menyantap hidangan yang ada di
meja. Ia makan dengan lahap. Dan ketika ular besar itu menyuruhnya mendekat,
gadis itu menurut saja. Ia lalu berbaring di samping sang ular tanpa ada rasa
takut.
“Maukah
kau menciumku? Jika tidak mau, kamu cukup
letakkan celemekmu itu di antara kita,”pinta Ular besar dengan suara bergetar.
Gadis
itu lalu melakukan apa yang diperintahkan Ular. Tak lama kemudian, ular itu
lenyap lalu berubah menjadi seorang pemuda yang sangat tampan.
“Aku
adalah seorang pangeran yang di kutuk oleh seorang penyihir jahat menjadi
seekor ular. Keberanian dan ketulusan hatimu telah mengakhiri semua kutukan
tersebut. Sekarang maukah kau menjadi istriku?”ucap sang pangeran langsung
membujuk gadis tersebut.
Gadis
baik hati yang beruntung itu setuju. Mereka menikah dan hidup bahagia
selamanya.
Posting Komentar untuk "Kisah Cinta Seorang Gadis dan Seekor Ular "