pixabay.com |
Pada suatu hari ketika ia sedang
bermain-main di sebuah ladang, ia dilempar tongkat baja oleh petani muda
pemilik ladang tersebut. Tubuhnya langsung melemah sehingga ia berhasil di
tangkap dengan mudah.
“Kamu akan kujadikan istri. Ayo
kita ke gereja sekarang dan menikah disana,”ajak petani muda tersebut. Huldra
yang tidak berdaya tak kuasa menolak. Ia menurut saja tanpa terucap sepatah
katapun.
Namun kehidupan mereka jauh dari
kedamaian. Petani muda itu ternyata perangainya kasar dan suka membentak
istrinya tersebut. Hingga pada suatu hari ketika ia tengah memasang tapal kuda
miliknya, ia memanggil-manggil nama istrinya dengan keras. Namun yang dipanggil
tidak datang-datang juga.
“Akan ku sulut dengan tapal kuda
besi ini ke tengkuknya agar dia tahu rasa!” gumam petani muda itu dengan nada
jengkel. Ia lalu membawa tapal kuda besi panas yang tengah ditempanya ke dalam
rumah untuk mencari istrinya.
Ia melihat sang istri yang tengah
sibuk menyiapkan makan dan minum di dapur. Badannya berbalik dan menyaksikan
sang suami yang sedang marah dengan tapal kuda panas membara di tangan
kanannya.
“Aku bukan sapi. Jika kau tega
melakukan hal itu padaku, akupun juga akan tega melakukan hal yang sama padamu!”ancam
Huldra dengan nada yang lirih namun penuh amarah melihat kelakuan suaminya yang
sudah keterlaluan itu.
Bagaimanapun suaminya itu tahu, Huldra
bukan mahluk yang lemah. Istrinya sesungguhnya punya kekuatan gaib yang bisa
mengalahkan siapapun. Tidak terkecuali dirinya. Ketika tapal besi baja
ditangannya tiba-tiba melayang dan berpindah tangan istrinya, petani muda lalu
berlutut dan memohon ampun.
Maka sejak saat itu ia tidak berani lagi bertindak sewenang-wenang kepada istrinya. Kehidupan rumah tangga merekapun berangsur membaik. Jauh dari pertengkaran dan rasa benci yang merusak.
Posting Komentar untuk "Huldra (Cerita dari Skandinavia)"