Serombongan lebah madu di tepi Sungai Baru yang jernih, bergerak keluar dari sarangnya menuju ke tepi hutan yang banyak di tumbuhi tanaman bunga. Itulah sasaran mereka untuk mengumpulkan makanan sebanyak-banyaknya bagi koloni yang baru terbentuk. Koloni itu memiliki sekitar 50.000 ribu anggota. Jumlah yang cukup banyak. Dan tentu saja membutuhkan persediaan makanan yang cukup besar.
Nah,
kelompok yang bertugas mencari madu adalah lebah pekerja yang akan terbang
hingga lima kilometer jauhnya untuk mencari nektar. Sumber energi paling
penting bagi lebah. Nektar itu akan dihisap lalu masuk ke perut lebah untuk
kemudian diberikan kepada lebah rumah yang akan menyimpannya dalam sel-sel
lilin.
Banyak
yang tidak tahu kalau lebah juga memakan serbuk sari yang memiliki protein
tinggi agar badan mereka tetap sehat dan kuat. Serbuk sari ini juga nantinya akan
dibawa oleh lebah sehingga terjadi penyerbukan alami bagi tumbuhan agar bisa
terus berkembang biak.
Sang
pemimpin rombongan berada di barisan terdepan untuk menentukan bunga-bunga
terbaik sasaran mereka hari itu. Mereka bekerja dengan tekun sehingga tidak
menyadari ada bahaya yang mengancam. Sepasang burung pemakan lebah telah
mengintai rombongan tersebut dari tadi. Mereka hanya menunggu waktu yang tepat
untuk beraksi.
“Sekarang
serang mereka!”teriak burung jantan kepada pasangannya. Keduanya lalu terbang
dengan kecepatan tinggi mengincar lebah-lebah madu yang malang tersebut. Paruh
panjangnya yang melengkung ke bawah dengan sigap menangkap lebah yang terlambat
menghindar. Karuan saja serangan itu membuat kelompok lebah berhamburan
menyelamatkan diri. Mereka berpencar ke berbagai arah agar tidak menjadi
incaran burung pemangsa serangga tersebut. Keduanya berhasil menangkap dan
memangsa puluhan ekor lebah. Satu diantaranya tampak mengiba-iba memohon belas
kasihan. Ia ada di paruh si burung betina yang tinggal menelannya.
“Tolong
ampuni aku! Jangan makan aku. Akan aku lakukan apapun untuk membantu kalian
asal aku dibebaskan. Aku masih ingin hidup lebih lama lagi,”rintih lebah
pekerja itu dengan memelas.
“Baiklah...Kami
akan membebaskan kamu dengan satu syarat. Kalau kau mau maka kami akan
membebaskanmu. Jika tidak maka istriku akan menelanmu bulat-bulat,”jawab burung
jantan sambil tersenyum. Lebah malang itu mengangguk lemah. Ia tampak tersenyum
kecut. Ia tak punya pilihan lain selain menuruti kemauan kedua burung pemakan lebah tersebut.
“Bagus
kalau begitu. Sekarang bawa kami ke sarang dimana koloni lebah kalian
tinggal,”pinta burung jantan yang membuat lebah itu tersentak karena jika ia
melakukannya maka akan banyak korban berjatuhan. Tapi ia masih ingin hidup.
Maka dengan berat hati, lebah itu menunjukkan sarangnya. Ia terbang diikuti
sepasang burung pemakan lebah tersebut. Mereka lalu hinggap di sebuah ranting
pohon sawo besar.
“Itulah sarang kami,”tunjuk
si lebah.
”Jadi karena tugasku sudah
selesai, sekarang aku bisa bebas, kan?”tanya lebah penuh harap.
“Oh, tentu saja kamu
bisa pergi. Terimakasih atas petunjukmu,”jawab burung jantan.
Ia mengedipkan matanya untuk
memberi kode kepada istrinya. Si burung betina dengan sigap menangkap lebah
yang bodoh itu lalu menggesek-gesekan tubuh malang itu ke batang pohon agar
sengat milik lebah itu lepas. Dengan sekali telan masuklah tubuh lebah malang
ke dalam perut burung pemakan madu yang masih kelaparan. Setiap harinya mereka
membutuhkan 250 ekor lebah untuk mengisi perut. Jadi karena sekarang masih
lapar, mereka segera beraksi.
Beruntungnya mereka di bawah
sana. Diantara ranting dan daun pohon rambutan ada sebuah sarang koloni baru
yang siap untuk dinikmati. Pengkhianatan seekor lebah yang ingin selamat
nyawanya membuat ribuan yang lain terancam. Sungguh harga yang sangat mahal.
Posting Komentar untuk "LEBAH PENGKHIANAT"