Wati menangis minta mangga di depan rumah. Iwan, kakaknya, berusaha menenangkan. Namun tangisnya tak juga reda. Ia baru berhenti setelah Iwan berjanji akan memetiknya sekarang.
“Sudah jangan nangis, nanti kakak
ambilin,”rayu Iwan yang tak tahan dengan suara tangisan sang adik.
Ia lalu melangkah keluar dan
perlahan mulai memanjat. Dengan cekatan ia mulai memetik mangga yang sudah
matang. Ada empat hingga lima buah mangga arumanis kini telah aman di kantong
plastik yang dibawanya.
Ia lalu segera turun setelah merasa
terganggu oleh gigitan puluhan ekor semut rangrang yang marah karena rumahnya
sedikit rusak karena tersenggol badan Iwan.
“Aduh, sakit juga gigitannya. Semut
ini tidak kenal takut. Terus menyerang dengan ganasnya!”keluh Iwan sambil
mengibas-ibaskan tangannya ke sekujur tubuh untuk membuang semut-semut nakal
itu. Badannya yang cukup besar sekitar 15-16 mm memang terlihat seram dan
menakutkan.
“Tuh, lihat, kan? Kakak jadi digigitin
semut banyak sekali,”keluh Iwan ketika menyerahkan mangga arumanis kepada sang
adik. Wati tersenyum. Tak peduli dengan penderitaan Iwan. Ia tampak senang
karena membayangkan akan segera menikmati mangga yang manis.
“Kakak jahat sekali. Masak semutnya
di pencet-pencet sampai mati. Kan kasihan?”celetuk Wati dengan wajah tak
bersalahnya.
“Tidak apa-apa. Lagipula semut-semut
ini sudah jahat kepadaku. Umur mereka juga tidak lama, kok!”jawab Iwan semakin
sibuk mengambil rang-rang yang masuk ke balik bajunya.
“Memangnya rangrang ini umurnya sampai berapa tahun, Kak?”tanya Wati
penasaran.
“Setahu kakak, umur mereka hanya sekitar satu sampai dua tahunan. Kalau
ratu nya bisa sampai 10 tahun,”jawab Iwan lega setelah semua semut berhasil
dibersihkan dari tubuhnya.
“Ayo, sekarang kita kupas mangga ini. Kamu mau dibuat jus atau dimakan
langsung?”ajak Iwan semangat.
“Dua-duanya, Kak,”sahut sang adik cepat. Iwan tersenyum kecut. Kali ini
pekerjaannya bertambah lagi. Tapi ia tetap senang karena sang adik kini sudah
bisa tersenyum.
Posting Komentar untuk "BERAPA UMUR SEMUT RANGRANG?"