Alkisah, dahulu di Pulau Galang yang terletak di Kabupaten Bintan, Propinsi Riau, terdapat seorang yang sangat perkasa bernama Batin Lagoi. Ia merupakan kepala Suku Sampan atau orang laut.
Suatu ketika, ia menemukan ia
menemukan bayi perempuan di rerimbunan tanaman pandan.
“Kasihan sekali bayi malang ini. Siapa orangnya yang setega ini
meninggalkan bayi tak berdosa di tempat seperti ini,”gumam Batin Lagoi sambil
menggendong bayi mungil itu dengan hati-hati. Ia lalu membawanya pulang dan
memberinya nama Putri Pandan Berduri. Itulah pengingat dari mana ia menemukan
bayi tersebut.
Bayi itu dirawatnya dengan penuh
perhatian sehingga tumbuh dewasa menjadi gadis cantik yang pintar dan sopan. Ia
menjadi idola banyak pemuda di Bintan. Namun mereka terlihat menahan diri
karena tahu ayahnya, Batin Lagoi lebih menginginkan menantu seorang anak raja
atau megat.
Sementara itu, nun di seberang sana,
di Pulau Galang, ada seorang raja yang memiliki dua orang putra yaitu Julela
dan Jenang Perkasa. Meski bersaudara, keduanya memiliki perangai yang sangat
berbeda. Julela, sang kakak, sombong dan sangat kejam sehingga rakyat sangat
tidak menyukai sikapnya. Sementara Jenang Perkasa, sang adik, memiliki sikap
rendah hati dan sangat perhatian kepada rakyatnya.
Sebenarnya Jenang Perkasa sangat
tidak menyukai sikap sang kakak. Namun ia tidak mau ribut dengan saudara
sendiri. Ia pun memutuskan untuk pergi meninggalkan kampung halamannya. Jenang
Perkasa berlayar jauh menyeberangi lautan hingga sampailah di Pulau Bintan. Ia
memutuskan untuk tinggal sementara waktu di sana untuk berbaur dengan rakyat
biasa. Tidak ada yang tahu siapa dia sebenarnya. Jenang Perkasa merasa nyaman
menjadi orang biasa. Namun demikian jika
seseorang mau memperhatikan dengan teliti pasti akan tahu kalau pemuda itu
bukan orang sembarangan. Pengetahuannya luas dan tutur bahasanya halus. Ia
sangat pandai menjaga ucapannya.
Hal itu membuat Batin Lagoi tertarik
padanya hingga pada suatu hari ia mengadakan jamuan besar dengan mengundang
masyarakat untuk ikut meramaikan dan menikmati. Jenang Perkasa ikut menghadiri
jamuan tersebut sehingga Batin Lagoi bisa berbincang-bincang dengannya. Dan di
akhir percakapan, Batin Lagoi mengutarakan maksud hatinya.
“Aku terkesan sekali dengan segala
sikap dan tindak tandukmu anak muda. Aku yakin kamu bukan orang biasa. Maukah
kamu menikah dengan putriku?”tanya Batin Lagoi penuh harap.
Jenang Perkasa sendiri sudah tahu
siapa Putri Pandan Berduri. Anak Batin Lagoi. Ia bunga pujaan banyak anak muda.
Selain cantik parasnya, bagus pula perangainya. Maka tanpa pikir panjang lagi,
ia pun bersedia menerima Putri Pandan Berduri untuk menjadi istrinya. Mereka
kemudian menikah dan dikarunia tiga orang anak. Laki-laki semua. Mereka adalah
Batin Mantang, Batin Mapoi dan Batin Kelong.
Keluarga inipun menjadi penerus dan
penjaga adat-istiadat kesukuan orang Sampan yang masih bertahan di Pulau Bintan hingga
sekarang.
Posting Komentar untuk "KISAH PUTRI PANDAN BERDURI (Cerita Rakyat Riau)"