Suatu
ketika, Raden Mas Arya pergi menuju ke Lampung dan tinggal di sekitar Teluk
Kiluan di daerah Tanggamus. Di sana ia beraktivitas dan bergaul dengan
masyarakat sekitarnya tanpa rasa canggung. Ia pintar menempatkan diri sehingga
mudah akrab dengan mereka. Ia juga melatih beberapa pemuda agar bisa bermain
silat dengan baik. Raden Mas Arya berharap para pemuda tersebut bisa melindungi
dirinya dan menjaga keamanan desa dari gangguan orang jahat.
Kegiatan
itu tentu saja menarik perhatian banyak pihak. Salah satunya adalah seorang
pesilat sakti dari Kota Agung. Ia juga seorang guru silat yang tersohor dan
memiliki padepokan silat dengan banyak murid yang belajar di tempat itu.
Kesaktiannya tidak usah ditanyakan lagi. Ia telah mengalahkan banyak pendekar
dengan beraneka ilmu kanuragan dari seluruh pelosok negeri.
Kali ini firasat Raden Mas Arya berbeda dengan situasi
biasanya ketika ia akan menghadapi sebuah duel seru. Ia merasa ajalnya akan
segera tiba karena tahu lawannya telah mengetahui kelemahan dirinya. Selain itu
lawannya tersebut ternyata memiliki kesaktian yang luar biasa.
“Wahai tuan guru yang mulia. Kelak jika aku kalah setelah
pertarungan ini dan nyawaku tidak tertolong, maka aku mohon agar kamu
memakamkan aku di Pulau Teluk Kiluan,”pinta Raden Mas Arya sebelum pertarungan
di mulai.
“Baiklah, Raden. Saya akan penuhi permintaanmu itu. Kamu
akan meninggal dan di semayamkan di Pulau Teluk Kiluann”janji lawannya tersebut.
Pertaruanganpun akhirnya dimulai. Keduanya mengeluarkan
seluruh kesaktiannya. Saling serang dan saling menjatuhkan. Pertarungan
berlangsung hingga berhari-hari sampai akhirnya Raden Mas Arya menyerah lalu
meninggal karena luka-luka ditubuhnya tidak dapat diobati lagi. Raden Mas Arya
lalu dimakam disekitar Gunung Tanggamus. Makam itu kini sering dikunjungi atau
diziarahi oleh masyarakat.
Posting Komentar untuk "RADEN MAS ARYA (Cerita Dari Lampung)"