Pada suatu hari, ada seekor harimau yang tengah kelaparan. Ia berjalan-jalan untuk mencari makanan. Tiba-tiba ia melihat ada seekor kelinci tertidur di tepi jalan. Rasa lapar yang terus menyerang membuatnya segera menyergap kelinci itu untuk dimakannya. Tapi sebelum kelinci itu tertelan dan masuk ke perut harimau, ia berteriak kencang,”Harimau, tolong jangan makan diriku. Aku terlalu kecil untuk membuatmu kenyang. Alangkah baiknya kau mangsa seekor kambing yang tadi terjatuh lalu masuk ke dalam sebuah sumur di ujung jalan itu.”
Mendengar
itu, Harimau menjadi tertarik. Ia akan lebih kenyang jika memakan kambing daripada hanya seekor kelinci kecil yang tak berguna. Serigala lalu melangkah dan
mendekati kambing yang malang itu. Melihat kedatangan harimau itu, kambing langsung
berpikir cepat untuk menyelamatkan dirinya yang sedang tak berdaya.
“Wahai Harimau yang baik. Jika kamu ingin memangsaku. Maka sebaiknya kau bantu dulu
aku untuk keluar dari sumur menyebalkan ini,”pinta Kambing dengan penuh harap. Harimau dengan senang hati menuruti permintaan itu. Dibantunya si kambing agar
bisa bangkit dan keluar dari dalam sumur itu.
“Kau
tentu tidak bisa memakanku dalam kondisi kotor begini. Maka bantulah aku untuk
membersihkan lumpur yang menjijikkan ini,”pinta Kambing sekali lagi. Kali ini Harimau kembali menuruti permintaan itu. Ia menjilati tubuh kambing itu hingga
bersih.
“Nah,
untuk yang terakhir kali, kau ambillah resep masakan yang aku simpan di kuku
kaki belakangku. Di situ tersimpan resep gulai kambing yang sangat lezat. Kau bisa
menikmati dagingku dengan nikmat karena resep rahasia itu,” tambah Kambing bersemangat.
Harimau seperti sudah di cokok hidungnya. Ia mau-mau saja menuruti semua permintaan
sang Kambing. Ia lalu memeriksa kuku kaki belakang Kambing dengan teliti. Disaat bersamaan,
Kambing langsung menendang Harimau itu sekuat tenaga hingga terlempar jauh dan
bergulingan menahan sakit.
Tak
berapa lama, Harimau malang itupun mati karena luka dalam yang dideritanya.
Namun sebelum ajal menjemput, ia sempat
menyadari kebodohannya itu.
“Untuk
apa aku mencari resep itu, bukankah aku tidak bisa membaca. Jadi kalaupun
ketemu, aku juga tidak tahu isinya,”gumam Harimau lirih sebelum menghembuskan
nafas terakhirnya.
Posting Komentar untuk "Harimau Konyol "