Kisah kali ini berasal dari Sumatera Selatan, tepatnya di Desa Parangai, Kabupaten Lahat. Bercerita tentang asal-usul Bukit Salero atau Bukit Jempol. Ada juga yang menamainya Bukit Tunjuk karena bentuknya begitu unik yang mirip dengan sebuah jempol tangan sedang menunjuk ke langit. Tempatnya masih segar dan indah. Sangat pantas untuk dikunjungi. Bukit ini diapit oleh Sungai Lematang, di kawasan Bukit Barisan.
Alkisah, dahulu di tempat ini ada
sepasang suami istri yang sudah lama menikah tetapi belum juga mendapatkan
keturunan. Berkat doa yang tulus serta usaha tak kenal lelah, akhirnya tercapai
impiannya yaitu bayi laki-laki yang tampan dan lucu. Sayangnya kebahagiaan itu
tak berlangsung lama karena sang ayah meninggal dunia.
Ibunya menjadi janda miskin yang
harus berjuang membesarkan buah hatinya seorang diri. Anaknyapun tumbuh semakin
besar. Makannya semakin rakus saja. Ia paling suka menu ikan. Oleh karena itu
ibunya selalu berusaha memenuhi permintaan anaknya tersebut meskipun sering
kali ia tidak memiliki uang sepeserpun untuk membelinya.
“Sebentar ya, Nak! Ibu cari dulu
ikannya. Ikan yang kemarin sudah habis dimasak. Semua sudah kau santap dengan
lahapnya. Ibu senang sekali melihatnya,”ucap si ibu dengan penuh kesabaran. Ia
lalu pergi untuk menangkap ikan sendiri. Ia tidak punya uang untuk membelinya
di pasar. Jadi satu-satunya jalan adalah dengan mencarinya sendiri di daerah
sungai, sawah, danau atau rawa yang banyak dihuni berbagai jenis ikan. Demi
anaknya, ibu itu terus mencari. Perjalanannya semakin jauh dan sulit. Tapi, ia
tidak menyerah.
Sementara itu anaknya yang menunggu
di rumah menjadi khawatir. Ia lalu berangkat untuk mencari ibunya. Setelah lama
mencari dan tidak bertemu, ia lalu berdoa dengan khusyuk,”Ya Tuhan berikanlah
aku jalan agar bisa bertemu dengan ibuku,”ucapnya dalam hati.
Ia langsung mendapat jawaban dari
Tuhan. Hujan turun dengan derasnya. Tanah dihadapannya longsor lalu muncul
sebuah bukit seperti jempol yang tengah menunjuk ke langit. Sayangnya semua
usaha tersebut tidak berakhir bahagia. Sang Ibu sudah meninggal terlebih
dahulu. Anaknyapun meninggal tak lama kemudian di kaki bukit yang kini lebih
dikenal masyarakat dengan nama Bukit Salero. Bukit ini adalah simbol bagi
Kabupaten Lahat.
Posting Komentar untuk "ASAL USUL BUKIT SALERO (Cerita Rakyat Sumatera Selatan)"