LEGENDA LEMBAH HARAU (Cerita Rakyat Sumatera Barat)

Dahulu kala, ada sebuah ngarai yang maha luas bernama Lembah Harau. Lembah ini terletak tidak jauh dari Kota Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Koto,  Propinsi Sumatera Barat. Pada waktu itu, ada seorang Raja Hindustan bernama Maulana Kari yang hendak merayakan acara pertunangan putrinya dengan seorang pemuda gagah perkasa bernama Bujang Juaro. Sang putri cantik jelita itu bernama Putri Sari Banilai. Permaisuri raja, Sari Banun juga ikut menemani. Sebelum berlayar, keduanya mengucapkan suatu janji setia.

“Jika kelak aku berkhianat terhadap pertunangan kita ini, maka aku akan berubah menjadi batu,”ikrar Putri Sari Banilai.

“Kalau aku menghianati atau melanggar sumpah ini, maka aku akan berubah menjadi seekor ular atau naga,”ucap Bujang Juaro tidak mau kalah dengan tunangannya.

Namun perjalanan mereka ternyata tidak seindah yang dibayangkan. Kapal yang mereka tumpangi dihantam ombak raksasa sehingga terdampar di sebuah pulau bernama Lembah Harau. Untuk menghindari kerusakan atau karam di tengah lautan, mereka menambatkan kapal tersebut ke sebuah batu bernama Batu Tambatan Perahu yang berada di sebuah bukit bernama Bukit Jambu.

Dalam kondisi menyedihkan seperti itu, mereka tidak hentinya berdoa agar mendapat jalan keluar. Doa merekapun terjawab ketika akhirnya muncul sebuah kapal dagang besar dan mewah milik seorang raja dari Lembah Harau. Namanya Rajo Darah Putiah. Merekapun selamat berkat pertolongan sang raja. Rajo Darah Putiah yang mengagumi kecantikan Putri Sari Banilai lalu melamarnya untuk menjadi istri putra kesayangannya, Pangeran Rambun Paneh.

Keduanya lalu menikah dan hidup bahagia bersama  seorang putra yang sehat dan tampan. Pada suatu hari, ketika anak tersebut tengah bermain, bola mainannya jatuh ke laut. Iapun berteriak memanggil ibunya minta diambilkan mainannya yang jatuh ke laut.

“Sebentar ya, Nak. Ibu akan ambil bola itu. Kamu tunggu saja disini,”ucap Putri Sari Banilai sambil terjun ke dalam laut mencoba meraih bola tersebut. Namun karena ombak sedang tinggi tubuhnya terseret ombak lalu terjepit diantara dua buah batu yang cukup besar. Dalam kondisi seperti itu, ia terus berdoa meminta pertolongan Tuhan.

“Wahai Tuhan Yang Maha Kuasa, mohon surutkanlah air laut ini. Dan jika benar aku telah mengingkari janjiku, aku siap dikutuk menjadi batu,”pinta Putri Sari Banilai.

Doanya dikabulkan. Air lautpun surut. Tubuhnya lalu mengeras dan berubah menjadi batu.

Posting Komentar untuk "LEGENDA LEMBAH HARAU (Cerita Rakyat Sumatera Barat)"