Meski percintaan mereka sangat kuat dan tak terpisahkan namun
tetap ada sesuatu yang mengganjal di hati. Penyebabnya adalah kondisi Jaka yang
belum bisa menikahi sang kekasih karena ekonominya yang belum mapan.
“Ijinkan aku merantau ke negeri seberang sementara waktu
untuk mencari nafkah dan mengumpulkan uang untuk biaya pernikahan kita. Kelak
jika sudah cukup, aku akan langsung pulang dan melamarmu,”janji Jaka kepada
Hasnah. Sang kekasihpun tidak bisa menghalangi niat baik itu. Meski hatinya
berat, namun Hasnah tetap mengijinkan Jaka pergi.
Tidak lama setelah kepergian Jaka, datanglah seorang
saudagar kaya raya ke tempat itu. Ia berlayar bersama perahu besarnya melewati
Sungai Musi. Saudagar itu dan rombongannya lalu singgah sejenak untuk
beristirahat dan mencari makan.
Pada saat duduk menikmati hidangan yang dipesannya,
lewatlah Hasnah di depannya hendak ke warung membeli gula dan teh. Kecantikan
Hasnah membuatnya terpesona dan langsung jatuh cinta. Dengan berani ia datang
ke rumah Hasnah dan meminta ijin kepada orang tuanya untuk menikahi gadis itu.
“Kami, orang tua ikut anak saja. Jika ia setuju, maka kami
akan mendukung sepenuh hati, tapi jika tidak mau, itu juga tidak masalah dengan
kami,” jawab Ayah Hasnah sambil melirik ke arah putrinya.
Ternyata Hasnah menolak lamaran tersebut dengan alasan dia
sudah memiliki kekasih yang sebentar lagi akan menikahinya. Karuan saja jawaban
itu membuat saudagar tersebut murka. Ia marah besar dan berjanji akan
menyingkirkan siapapun yang mencoba menghalangi rencananya menikahi Hasnah.
“Besok saya akan datang kembali dengan membawa semua
kebutuhan pernikahan kita. Apapun yang Hasnah inginkan akan saya turuti. Jadi saya
harap kita bisa menikah secepatnya tanpa ada halangan lagi dari siapapun.
Hasnah pasti akan hidup bahagia denganku,”janji Saudagar kaya tersebut setengah
memaksa. Ia tidak suka kemauannya ditolak oleh siapapun.
Beruntungnya, Jaka pulang keesokah harinya. Ia yang sudah
rindu kepada Hasnah langsung datang dan menemui sang kekasih. Tentu saja
pertemuan itu menjadi sarana Hasnah menceritakan situasi yang sedang terjadi. Bagaimanapun
ia cukup ketakutan akan balasan sang Saudagar jika keinginannya menikahi Hasnah
tidak dituruti.
“Biar aku yang mengurus hal itu besok. Jangan khawatir.
Kamu tenang saja. Masalah ini akan cepat berakhir,”ucap Jaka menenangkan
Hasnah.
Benar saja, akhirnya Sang Saudagar bertemu dengan Jaka.
Keduanya lalu bertarung sengit demi memperebutkan cinta Hasnah. Namun meski
sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya, Saudagar itu gagal mengalahkan Jaka. Ia
bahkan berhasil ditaklukan lalu diusir dari tempat itu karena telah membuat
kekacauan.
Warga desa yang ikut menyaksikan pertarungan itu bersorak
kegirangan melihat Saudagar sombong itu akhirnya berhasil di usir pergi. Mereka
senang karena ada yang berani memberinya pelajaran. Mereka mengelu-elukan Jaka
dan beberapa hari kemudian mereka ikut merayakan pesta pernikahan Hasnah dan Jaka.
Posting Komentar untuk "LEGENDA BATU CINO (Cerita Rakyat Sumatera Selatan)"