Pak Slamet senang sekali mendapatkan seekor kucing liar yang ia temukan di pinggir jalan. Kucing itu merupakan perpaduan antara kucing kampung dengan kucing anggora. Warnanya hitam. Bulu ekornya Panjang, tebal dan lebat. Badannya kecil tapi matanya aneh. Unik sekali karena perpaduan bola mata hijau dan biru.
Kucing
itu diberi nama Felix. Ia di rawat dengan penuh kasih sayang. Mendapat makanan dan
minuman yang cukup bergizi. Pak Slamet selalu memberi kucingnya makanan instan
yang banyak dijual di toko hewan atau swalayan. Felix suka sekali dengan Whiskas
ataupun Excel. Ia juga kadang diberikan ikan tongkol, daging ayam atau sapi
maupun keju. Felix juga dibuatkan kandang khusus kucing yang nyaman. Terbuat dari
kayu. Cantik dan minimalis.
Namun
semua kemewahan itu justru membuat Pak Slamet kesal bukan main. Felix adalah
kucing pemalas. Kerjanya cuma makan dan tidur. Ia diam saja ketika rumah Pak
Slamet dipenuhi tikus-tikus nakal. Felix hanya diam tak peduli ketika
tikus-tikus itu lewat di depannya. Hal itu membuat Pak Slamet marah-marah
sendiri. Ia punya kucing tapi seperti bukan kucing. Karena setahu dia,
makanannya kucing adalah tikus. Tapi khusus Felix, ia tidak tertarik sama
sekali.
Pak
Slametpun habis kesabaran. Apalagi kerusakan yang timbul dari ulah para tikus
semakin menjadi-jadi. Lemari rusak di gigiti. Mesin motor dan mobil di
acak-acak tikus hingga banyak kabel yang putus di gigiti. Baju-baju diacak-acak
dan di gigiti juga. Bau kencing dan berak tikus juga sangat menyengat.
“Mulai
hari ini kamu akan makan seadanya. Tidak ada Whiskas ataupun daging ayam. Yang
ada adalah ikan asin ataupun tempe goreng. Ditambah nasi. Suka tidak suka kamu
harus makan itu!”seru Pak Slamet kesal. Felix hanya bisa mengeong sedih.
Hari demi
hari di lalui. Tubuh Felix semakin kurus. Ia kekurangan makanan. Ia tidak bisa
lagi melewati kemewahan seperti dulu lagi. Akhirnya ia mulai belajar berburu. Mencari makanan sendiri. Beberapa kali ia berhasil menangkap tikus di rumah Pak
Slamet. Memakannya hingga kenyang. Selain itu ia juga suka makan serangga
ataupun kodok. Ikan juga ia suka. Apa saja ia makan. Yang penting kenyang.
Melihat
perubahan perilaku kucing kesayangannya itu, Pak Slamet menjadi senang bukan
main. Ternyata strateginya berhasil dengan baik.
Posting Komentar untuk "KUCING YANG BERUBAH"